Jakarta, 1 Januari 2021 – Tren bisnis di tahun 2021 diprediksi masih mengusung platform digital. Director untuk Facebook Indonesia, Pieter Lydian mengingatkan agar tahun 2021 ini pelaku bisnis tetap fokus pada tiga area yang pernah menjadi tren sosial di tahun lalu.
Pieter mengatakan menyambut tahun 2021, lima tren sosial, mobile, video, berbagai singkat, berkirim pesan, dan eCommerce yang muncul di dalam platform Facebook sangat terlihat di Asia Pasifik, termasuk di Indonesia, mendorong bisnis dari berbagai skala untuk dapat beradaptasi dengan penjualan daring.
Meskipun toko fisik akan selalu menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial dan kesejahteraan ekonomi dari komunitas lokal. Adapun tiga area itu meliputi, Pertama, Mobile dan video pendek. Mari mulai dengan video. Perkembangan popularitas video dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Namun tahun 2020 memecahkan seluruh rekor tersebut seiring dengan kegiatan sebagian besar orang yang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah karena karantina wilayah dan pembatasan sosial.
Salah satu contohnya adalah fenomena live-streaming di periode karantina, yang menyebabkan sektor ini tumbuh sebesar 45 persen pada Maret dan April secara global. Selain itu, Indonesia berkontribusi sebesar 77,5 persen dari total penonton video digital. Video pendek sangat populer karena dapat menjadi sarana ekspresi diri dan hiburan yang sangat dibutuhkan.
“Kami berharap bahwa perpaduan baru berbelanja daring – sebuah penggabungan antara hiburan dan penjualan yang diinisiasi oleh kreator konten, akan terus berkembang. Sehingga bisnis yang ingin diperhatikan dan didengarkan, akan berusaha untuk berpikir mengenai bagaimana penampilan visual mereka di ranah daring,” ujar Pieter.
Kedua, Discovery Commerce. Bisnis perlu menyadari fakta bahwa orang segala usia kini terbuka pada cara-cara baru dalam menemukan produk dan berbelanja. Hal ini membutuhkan pola pikir yang inovatif.
Sekarang merupakan waktu untuk berani bereksperimen dengan model berbelanja baru seperti berbelanja langsung dari kanal media sosial, berbelanja melalui siaran langsung, klik-dan-kumpulkan atau layanan berlangganan, dan mengadopsi teknologi terkini seperti augmented reality.
Hal ini juga berarti bahwa bisnis perlu mengonsepkan ulang platform yang dapat mendorong kehadiran bisnis agar lebih mudah ditemukan.
Sebagai contoh, di tahun ini kami memperkenalkan Facebook Shops yang memudahkan bisnis untuk mendirikan toko daring yang dapat diakses oleh konsumen, baik di Facebook maupun Instagram.
Metode lain dapat berupa mengantarkan orang ke toko Anda melalui video 360, membantu orang mencoba produk di rumah menggunakan filter AR (contoh: bagaimana warna lipstik terlihat di pembeli), atau menggunakan iklan yang dapat dimainkan untuk mendorong interaksi konsumen dengan produk Anda dengan cara yang menyenangkan (contoh: menyediakan konsumen Anda pengalaman test drive mobil melalui aplikasi).
Hal ini juga berarti bisnis harus memperhatikan momen lokal seperti Mega Sale Days, seperti 9.9, 10.10 dan 11.11 yang kini mendorong pola perilaku baru yakni memberikan hadiah untuk diri sendiri (self-gifting).
Ketiga, Percakapan dan perdagangan lintas batas. Ini bagian terakhir, bayangkan tentang percakapan dan perdagangan lintas batas. Pieter menyebutkan pihaknya telah melihat bahwa berkirim pesan merupakan salah satu cara yang sangat berkembang dan diminati orang untuk dapat berinteraksi dengan bisnis.
Lebih dari 175 juta orang mengirim pesan ke akun WhatsApp Business setiap harinya di seluruh dunia, dan kami memperkirakan angka ini akan terus meningkat. Dalam setahun terakhir, Facebook Indonesia mencatat total percakapan sehari-hari dari orang dan bisnis di Messenger dan Instagram tumbuh lebih dari 40 persen. Aktivitas seperti menelpon dan mengirim email ke bisnis bukan hanya menghabiskan banyak waktu dan sumber daya, cara ini juga kurang diminati oleh konsumen.
Perubahan cara bagaimana orang berkomunikasi mengindikasikan bahwa bisnis perlu membuat sarana berkirim pesan untuk berinteraksi dengan konsumen mengenai produk, logistik, dan pertanyaan umum lainnya. Seiring dengan pesatnya digitalisasi di berbagai industri, hal ini memperkuat peluang untuk berbisnis lintas batas. Karenanya, bisnis juga perlu membangun koneksi secara aktif dalam setiap tahapan pengalaman berbelanja konsumen.
“Kita berada di era baru perdagangan, yang kami prediksi akan berkembang dengan pesat. Namun beberapa hal akan tetap sama – orang lebih memilih berinteraksi dengan bisnis sebagaimana manusia saling berinteraksi: bersifat personal dan bebas hambatan,” ujarnya.